Translate

Tuesday, May 28, 2013

Warna Lain dari Dunia Dongeng Mendongeng yang Kreatif di Jawa Timur

Halo bloggers~! ^^ Minggu ini saya berkesempatan untuk berkunjung ke ajang “JATIM KREATIF Bank dan UMKM Expo 2013” yang bertempat di Convention Hall dan Exhibition Hall Grand City Mall, Surabaya - Jawa Timur. Event ini  mengumpulkan sejumlah wirausaha dan jasa perbankan dari seluruh Indonesia dalam satu lokasi, di mana setiap perusahaan partisipan mempromosikan produk atau layanannya masing-masing.

Papan Penyambutan “JATIM KREATIF 2013” di Pelataran Parkir Grand City Mall
(Sumber Gambar  : Dokumentasi Pribadi)

Bisa dikatakan hampir seluruh bank yang eksis di Indonesia, mulai dari perwakilan Bank Indonesia hingga bank pelosok seperti Bank Papua hadir di sini.  Kehadiran bank-bank tersebut dalam ajang ini, antara lain adalah sebagai pendukung investasi bagi calon wirausahawan baru yang datang berkunjung ke pameran. Sementara itu, bidang wirausaha yang ikut berpartisipasi pun sangat beragam, mulai dari bidang kuliner khas daerah, tekstil, pendidikan, dan lain sebagainya.

Salah Satu Stand Bank yang Hadir dalam Event
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Stand Pendidikan Milik Desain Produk ITS yang Berpartisipasi dalam Pameran
(Sumber Gambar : Dokumentasi pribadi)

Demo Membatik untuk Umum
(Sumber Gambar : Dokumentasi pribadi)


Dua Berfoto di Salah Satu Stand yang Menawarkan Jasa Gambar Potret
(Sumber Gambar : Dokumentasi pribadi)

Jenis-jenis usaha yang hadir di sini membuktikan bahwa acara ini bukan hanya sekedar menampung para pebisnis yang sudah profesional, tapi juga demi ‘menangkap’ bibit-bibit bisnis baru yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi peluang usaha. Misalnya dalam bidang pendidikan, selain institusi yang memang memiliki peserta-peserta yang siap terjun ke dunia profesional dan berinvestasi, ada juga stand yang mengkhususkan diri untuk fokus pada bibit profesional yang masih berada dalam kisaran usia dini.

Satu yang memiliki aspek tersebut adalah “IZZA Education Center”, yang menawarkan produk-produk pendidikan Islami seperti mainan logika, media pembelajaran, buku-buku dongeng Islami, dan jasa pendidikan privat.

Flashcard dan Media Pembelajaran Lainnya
 (Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Buku-buku Dongeng Islami Koleksi “IZZA Education Center”
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Pengunjung Boleh Mencoba Permainan di Stand “IZZA Education Center”
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Selain pameran produk dan jasa, event ini juga menghadirkan beberapa aktivitas yang melibatkan berbagai kalangan. Di antaranya seminar entrepreneurship, workshop dan beberapa kompetisi lainnya. Salah satu kompetisi yang menarik perhatian di sini adalah Kids Storytelling Competition, yaitu sebuah Lomba Mendongeng dengan menggunakan Bahasa Inggris yang dilakukan oleh peserta tingkat Sekolah dasar (SD). Lomba dilaksanakan pada hari terakhir event, yaitu Minggu tanggal 26  Mei 2013 mulai pukul 10.00 WIB. Acara yang diadakan oleh TBI (The British Institute) ini selain bertujuan mempromosikan jasa mereka, juga untuk menyalurkan kemampuan anak-anak untuk menggunakan bahasa Inggris secara verbal dengan gaya mendongeng.

Penampilan Salah Satu Peserta Kids Storytelling Competition
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Tema dari lomba ini adalah “Your Imagination”, yang berarti setiap peserta wajib membawakan dongeng dari hasil pemikiran mereka sendiri. Kemampuan para peserta dalam mengarang sebuah cerita yang menarik sekaligus storytelling diuji di sini, ada peserta yang dengan lincah membawakan ceritanya namun tidak sedikit yang masih canggung dan malu - malu. Tidak jarang para pengunjung dibuat berdecak kagum melihat aksi mereka, karena walaupun masih sangat muda semuanya sudah cukup fasih berbahasa Inggris.

Sembari menunggu keputusan para dewan juri, Uncle Gerry, storyteller yang menjadi bintang tamu di acara ini tampil ke atas panggung untuk menghibur penonton. Anak-anak yang berada di lokasi sangat antusias menyambut kemunculannya, mereka semua naik ke atas panggung untuk mendengar cerita dan mengikuti kuis dari Uncle Gerry yang tentu saja, menyampaikan semuanya dalam Bahasa Inggris. Bagi yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar, Uncle Gerry memberi hadiah berupa souvenir dari TBI.

Anak-anak Menyambut Uncle Gerry dengan Antusias
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Dua Peserta Quiz Berusaha Menjawab Pertanyaan dalam Bahasa Inggris
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Usai penampilan Uncle Gerry dkk, acara dilanjutkan dengan lagu-lagu anak (Kids Song) yang dibawakan oleh partisipan Kids Storytelling Competition dan bintang tamu.Acara ini berakhir tepat pukul 12.00 WIB dan diakhiri dengan pengumuman pemenang lomba. Sesi acara kemudian dilanjutkan dengan sejumlah seminar dan final lomba lainnya hingga event benar-benar berakhir pada malam hari pukul 21.00 WIB.

Juara Kids Storytelling Competition Berfoto Bersama Dewan Juri dan Maskot TBI
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Setelah kompetisi storytelling untuk usia Sekolah Dasar yang diadakan oleh event “Surabaya Memory 2013” tempo hari, Kids Storytelling Competition ini seolah memberikan warna yang berbeda pada dunia mendongeng di Indonesia. Jika dalam event “Surabaya Memory 2013” lalu kompetisi storytelling memfokuskan diri pada penceritaan kembali cerita rakyat Indonesia dengan gaya mendongeng agar tetap hidup dalam benak masyarakat masa kini, kompetisi kali ini lebih fokus pada menceritakan kisah kreasi sendiri dalam bahasa asing. Keduanya memiliki poin kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi tujuannya tetap satu: melestarikan seni mendongeng di Indonesia, terutama bagi anak-anak.

Hal itu jugalah yang menjadikan event yang berfokus pada bisnis dan perbankan, “JATIM KREATIF 2013” ini lebih berwarna. Kompetisi ini menunjukkan kreativitas dan kelihaian anak-anak masa kini tidak hanya dalam berkomunikasi, namun juga dalam menyampaikan sebuah informasi dalam bahasa asing yang mana bisa sangat berguna di kemudian hari dalam perjalanan mereka menjadi seorang entrepreneur masa depan.


Sekian liputan untuk minggu ini, dan terus ikuti perjalanan literatur saya di Literatur Masa Depan ya~! :D

Monday, May 20, 2013

Karya Dari Anak, Oleh Anak, dan Untuk Anak

Ada yang merasa familiar dengan kata KKPK? Buat yang belum tahu, jelasnya KKPK di sini nggak ada hubungannya sama nama partai atau fraksi pembasmi korupsi lho, hehehe…(^w^)

KKPK adalah kependekan dari Kecil-Kecil Punya Karya, yaitu seri bacaan anak terbitan Mizan Media Utama (MMU). Plot yang disajikan dalam seri ini kebanyakan seputar trend di kalangan anak-anak atau peristiwa sehari-hari yang dialami oleh tokoh - tokoh dalam cerita tersebut. Masing-masing edisi berisi cerita yang ditulis oleh pengarang yang berlainan, walau terkadang ada juga pengarang yang kembali menyumbang ide cerita untuk seri ini. Karena itu, hampir tiap edisi akan memuat kisah dengan tokoh yang berbeda dan biasanya tidak saling berhubungan satu sama lain.

Cerita - cerita dalam KKPK  imajinatif, dengan sedikit kesan nakal yang kental dengan dunia anak-anak. Hal ini mungkin juga karena pengaruh dari para penulis ceritanya yang semuanya masih berusia belia. Beberapa pembaca mungkin tidak menyangka bahwa di antara penulisnya bahkan ada yang belum genap berusia 8 tahun!

KKPK memang dibuat dengan mengandalkan bakat-bakat muda di dunia tulis menulis, meskipun untuk urusan gambar tetap diserahkan kepada illustrator atau desainer grafis penerbit MMU. Kesuksesan serial ini kemudian diikuti kemunculan seri yang lain seperti Pink Berry Club, dan seri KKPK yang dikemas ke dalam bentuk komik.

Beberapa Seri-Seri Komik KKPK yang Telah Terbit
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Tampilan Isi Komik KKPK
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Untuk ulasan kali ini, saya akan ambil contoh komik KKPK yang berjudul “Robot Rainbow Cake” dari seri tokoh kakak beradik Kemal dan Putri,. yang merupakan hasil kolaborasi dari penulis bernama Muthia Fadhilla Khairunnisa (12 tahun) dan Dhaneswara dan Romy Hernadi sebagai ilustratornya. Beda dengan contoh  komik yang saya tampilkan sebelumnya, versi komik yang satu ini dibuat full colour sehingga berbeda dengan seri-seri komik KKPK sebelumnya.

Komik KKPK Edisi “Robot Rainbow Cake”
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Komik ini berisi dua cerita, salah satunya adalah tentang Putri dan Ayu sahabatnya, berniat melakukan eksperimen dengan resep masakan di dapur. Mereka memutuskan untuk bikin Rainbow Cake, tapi sayangnya gagal melulu. Saat itulah, kakak Putri yang bernama Kemal datang menawari bantuan : memasak pakai robot canggih buatannya!

Dari ringkasan cerita di atas, konflik dalam serial KKPK mungkin kelihatan terlalu simpel bagi sebagian orang. Hal ini cukup bisa dimaklumi karena yang menulis memang masih kanak-kanak dan ceritanya sendiri memang aslinya ditujukan untuk konsumsi anak-anak. Untuk gaya gambar dari para ilustratornya sendiri, pengaruh gaya gambar Jepang (manga) sangat terlihat di sini dengan mata besar-besar pada karakter.

Pengaruh Gaya Gambar manga dalam Komik KKPK “Robot Rainbow Cake”
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Seperti pengarang lainnya dari serial KKPK, hasil tulisan Muthia ini menyenangkan dan mudah untuk diikuti. Topiknya berkaitan dengan rutinitas harian seperti memasak, tapi ditambah sedikit bumbu fantasi agar menarik. Apalagi karena dibuat ke dalam bentuk komik, buah pikiran sang pengarang jadi semakin solid karena didukung oleh keberadaan ilustrasi yang full colour.


Nah…Buat para penulis yang udah lebih gede jangan mau kalah ya, sama karya penulis-penulis cilik ini! ;D

Thursday, May 16, 2013

Public Enthusiasm for The World of Folklores and Tales Today

Once Upon A Time, In Some City Named Surabaya…
There are Some Untold Enthusiasm and Memory of The Joy for Finding Folklores and Tales…

The Kids, Follow The Rythm of The Tales…

…In The Place That Never Been Deserted…

…Where Various Tales from Various Country, Gathered in One Display….

…Where Princes and Princesses are Listen to The Tales That Being Told…

…One of Them  Once A Shy Princess, Now Walking Confidently in the Midst of The Crowds …



…Among of The People Who Watch The Tales Out of The Screen…

… The People, Who Are Truly Appreciate The World of Folklores…


….Like A Mother and Son, Sharing The Dream of Folklores and Tales Together…

….and So On, They Are All Living Happily Ever After.


-The End-


(Foto - foto : Dokumentasi Pribadi)

Monday, May 13, 2013

Reuni Bersama Mengenang Indahnya Dunia Dongeng

Melanjutkan liputan event “Surabaya Memory 2013“  tempo hari, kali ini saya akan bercerita sedikit tentang acara - acara apa saja yang turut memeriahkan event ini. Langsung saja kita simak kronologinya di TKP~!

Event dibuka pada hari Rabu tanggal 01 Mei dengan sajian standar event berupa tari-tarian dan pertunjukan gamelan Jawa. Pada hari kedua, jadwal acara di “Surabaya Memory 2013” diistirahatkan dan event lebih fokus pada pameran. Baru pada hari ketiga, acara dilanjutkan dengan workshop pembuatan modul mendongeng yang dipandu oleh pelajar UK Petra  yang mana beberapa di antara modul dongeng yang telah dibuat juga bisa ditemui di area pameran.

Salah Satu Contoh Modul Mendongeng yang Dipamerkan
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Pada hari keempat, Final Lomba Mendongeng Kategori Usia Sekolah Dasar (SD) mengisi jadwal acara event dan menjelang siang, ada seminar Mendongeng Bersama Kak Nit Nit hingga pukul 16.30 WIB. Buat yang penasaran sama Kak Nit Nit dan teknik Hypnotic Storytelling-nya bisa baca selengkapnya di sini.

Puncak event berlangsung pada Minggu, 05 Mei 2013. Acara puncak diisi dengan Final Lomba Fashion Show Tokoh Dongeng Kategori Mancanegara dan Lokal, serta Final Lomba Mendongeng Kategori Umum. Lomba Fashion Show diikuti oleh sejumlah anak-anak pra -TK hingga Sekolah Dasar sementara Lomba Mendongeng Kategori Umum diikuti oleh peserta usia sekolah menengah hingga dewasa. Pemenang dari semua kategori ditampilkan di puncak acara sebagai bentuk apresiasi sekaligus hiburan tambahan bagi pengunjung. Galeri lomba bisa dilihat dalam foto-foto berikut.

Beragam  Ekspresi Diperlihatkan oleh Para Peserta Lomba Mendongeng Kategori Umum
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Pemenang I dari Lomba Mendongeng Kategori SD sedang Beraksi
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Para Pemenang Lomba Fashion Tokoh Dongeng Mancanegara - Lokal
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Saya memang kurang tahu tentang kategori atau sistem penilaian dalam ajang ini, namun pemenang Lomba Fashion Show Kategori Lokal menurut saya kurang pas dengan penggambaran kultur Indonesia yang (mestinya) menjunjung tinggi sopan santun dalam berpakaian. Terutama sang Juara I yang memakai kebaya dengan potongan kain bagian bawah kelewat pendek untuk ukuran anak-anak. Pengaruh mode negara bagian Barat memang sering saya dengar untuk kalangan fashionista dewasa, tapi saya tidak menyangka ternyata akan berimbas juga ke kompetisi fashion anak-anak semacam ini.

Kembali membahas acara dalam event, menjelang sore di hari terakhir pameran Mrs. Brigitt dari pihak Goethe Institute mulai memandu acara mendongeng di area pameran. Beliau duduk di dalam sebuah peti berisi penuh cinderamata yang akan dibagikan pada anak-anak dengan syarat mereka bisa menjawab pertanyaan seputar dongeng yang telah dibacakan olehnya. Mrs. Brigitt membawakan dongeng-dongeng asal Jerman seperti dongeng- dongeng klasik milik Brothers Grimm (Hansel & Gretel; Rapunzel). Anak-anak yang mengunjungi area pameran langsung mengelilingi Mrs. Brigitt dengan antusias.

Ramainya Sesi Bagi-Bagi Hadiah Selesai Acara Mendongeng
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Rangkaian acara “Surabaya Memory 2013” ini berakhir dengan dengan penyerahan penghargaan kepada para pemenang di atas panggung event dan penampilan atraksi musik termasuk musik tradisional yang dimainkan oleh kelompok musik anak-anak asal Surabaya.

Kelompok Musik Tradisional Menutup Event dengan Meriah
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Event belum benar-benar berakhir karena sekitar pukul 20.00 WIB, pengunjung dipersilakan untuk mengambil segala macam mainan yang ada di area pameran. Anak-anak yang ada di sekitar area langsung semrawut, lari ke sana-kemari untuk ngambil ‘hak’-nya masing-masing. Sayangnya, beberapa spot mainan sulit dijangkau anak-anak kecil, sementara para orang tua atau panitia kurang siap sedia di dekat mereka sampai akhirnya mainan itu rusak atau diambil oleh anak lain. Hal ini sepertinya perlu dibenahi pada event berikutnya.

Meski Sudah Malam, Banyak Anak Masih Semangat Berburu Mainan di Area Pameran
 (Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Walaupun acara ini termasuk minim publikasi, lokasinya yang berada di atrium Royal Plaza Surabaya membuatnya tidak pernah sepi. Terutama pada acara puncak yang mengambil hari Minggu, di mana banyak  keluarga umumnya memilih untuk menghabiskan waktu bersama dengan mengunjungi mall-mall seperti  Royal Plaza ini sebagai bentuk hiburan akhir pekan.

Boleh saja ada orang bilang bahwa dongeng klasik terancam punah tergerus kemajuan zaman. Tapi keberadaan event “Surabaya Memory 2013” seolah membuktikan bahwa dongeng-dongeng klasik masih tetap hidup di dalam benak masyarakat Indonesia, khususnya warga kota Surabaya. Animo masyarakat terlihat begitu tinggi terhadap acara ini, semua orang yang hadir terlihat bersemangat mengikuti rangkaian acaranya terutama kalangan anak-anak yang memang seolah menjadi ‘tokoh utama’ dalam acara ini.

Walau selama ini terkesan telah dilupakan, melalui acara ini, baik tua maupun muda berkumpul terjun ke dalam dunia dongeng. Yang tua mengenang masa-masa kecilnya, sementara yang masih muda menerima keindahan masa kecil yang diberikan oleh generasi sebelumnya.

Sampai jumpa lagi di event Surabaya Memory berikutnya! (^0^)/

Friday, May 10, 2013

Nostalgia Dunia Dongeng yang Menyenangkan

Dongeng klasik reuni di Surabaya?! Setidaknya, itulah kesan yang tampak pada acara bertajuk “Surabaya Memory 2013” yang dibuka untuk umum sejak tanggal 01 hingga 05 Mei 2013 ini. Event hasil kerjasama Perpustakaan Universitas Kristen Petra dan Royal Plaza Surabaya ini diadakan dalam rangka menyemarakkan ulang tahun Surabaya ke - 720 yang jatuh pada bulan yang sama.

X-Banner Berisi Jadwal Kegiatan “Surabaya Memory 2013”
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Cerita - cerita rakyat mulai dari tingkat nasional hingga internasional seolah berkumpul dalam serangkaian acara yang seru untuk diikuti ini. Begitu padatnya rentetan sajian yang diberikan oleh panitia, hingga akhirnya saya putuskan untuk membagi artikel tentang event ini menjadi beberapa bagian supaya kajiannya lebih menyeluruh. Untuk bagian pertama ini, saya akan memberikan laporan selayang pandang tentang situasi di area pameran yang bertempat di atrium sebelah timur lantai Ground (G) Royal Plaza Surabaya pada tanggal 04 - 05 Mei 2013.

Begitu melangkah masuk ke areal pameran, kita akan disambut gapura besar yang di sampingnya berdiri X-Banner berisi jadwal kegiatan event. Setelah melewati gapura, kita bisa melihat tata ruang pamer yang dipenuhi hiasan berupa pohon-pohon buatan. Diantara pepohonan, beberapa layang-layang dan mainan-mainan tradisional lainnya nampak menggelantung sebagai penyemarak.

Gapura Penyambutan ke Area Pameran
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Penampakan Tata Ruang di Area Pameran
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Lebih ke dalam area pameran, mata kita akan tertuju pada macam - macam atraksi yang ditawarkan di penjuru area pamer. Antara lain berbagai jenis buku-buku  dongeng yang boleh dibaca di tempat, alat peraga storytelling berupa buku cerita interaktif yang memiliki konsep seperti slideshow dan komedi putar, infografis seputar dongeng, dsb.

Seorang Anak sedang Membaca Cerita dalam Alat Peraga Storytelling yang Berbentuk Slideshow
 (Sumber Gambar  :  Dokumentasi Pribadi)

Bersama Ibunya, Seorang Anak  Memainkan Alat Peraga Storytelling Berbentuk Komedi Putar
 (Sumber Gambar  :  Dokumentasi Pribadi)

Sepasang Pemuda Mengamati Infografis Dongeng Klasik
(Sumber Gambar  :  Dokumentasi Pribadi) 


Pengunjung Membaca Buku-buku Dongeng yang Dipamerkan
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Di antara buku - buku yang dipamerkan, ada juga koleksi eksklusif berupa buku-buku dongeng berbahasa asing yang ditempatkan dalam kotak display berbahan kaca dan tidak diperkenankan dibaca oleh umum. Sayang banget, yah?

Diputar juga film-film berbahasa asing seperti Inggris, Perancis, Jerman dan Belanda yang mengangkat dongeng-dongeng klasik milik Brothers Grimm  sebagai temanya. Film-film tersebut diputar selama berlangsungnya acara ini atas hasil kerjasama penyelenggara dengan pengisi acara  dari Goethe Institute, Jerman.


Pengunjung Berhenti Sejenak untuk Menonton Film yang Diputar
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Turut dipamerkan pula foto-foto yang memperlihatkan kondisi kota lama Surabaya pada masanya sebagai bentuk apresiasi terhadap sejarah panjang kota ini. Mungkin ada orang yang menganggap dipamerkannya foto-foto tersebut  agak kurang nyambung dengan tema dongeng.Tapi toh, ini memang event yang diadakan untuk menyemarakkan hari jadi Kota Surabaya jadi wajar jika ada segemen pameran seperti ini.

Foto-foto Surabaya Masa Lampau Turut Dipamerkan
(Sumber Gambar : Dokumetasi Pribadi)

Nah, menarik kan? Oke, itu baru laporan tentang area pamerannya. Bagaimana dengan acara-acara yang disajikan dalam event “Surabaya Memory 2013” ini?


Buat yang penasaran, tunggu saja mengenai itu di entri berikutnya! :D