Translate

Monday, May 13, 2013

Reuni Bersama Mengenang Indahnya Dunia Dongeng

Melanjutkan liputan event “Surabaya Memory 2013“  tempo hari, kali ini saya akan bercerita sedikit tentang acara - acara apa saja yang turut memeriahkan event ini. Langsung saja kita simak kronologinya di TKP~!

Event dibuka pada hari Rabu tanggal 01 Mei dengan sajian standar event berupa tari-tarian dan pertunjukan gamelan Jawa. Pada hari kedua, jadwal acara di “Surabaya Memory 2013” diistirahatkan dan event lebih fokus pada pameran. Baru pada hari ketiga, acara dilanjutkan dengan workshop pembuatan modul mendongeng yang dipandu oleh pelajar UK Petra  yang mana beberapa di antara modul dongeng yang telah dibuat juga bisa ditemui di area pameran.

Salah Satu Contoh Modul Mendongeng yang Dipamerkan
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Pada hari keempat, Final Lomba Mendongeng Kategori Usia Sekolah Dasar (SD) mengisi jadwal acara event dan menjelang siang, ada seminar Mendongeng Bersama Kak Nit Nit hingga pukul 16.30 WIB. Buat yang penasaran sama Kak Nit Nit dan teknik Hypnotic Storytelling-nya bisa baca selengkapnya di sini.

Puncak event berlangsung pada Minggu, 05 Mei 2013. Acara puncak diisi dengan Final Lomba Fashion Show Tokoh Dongeng Kategori Mancanegara dan Lokal, serta Final Lomba Mendongeng Kategori Umum. Lomba Fashion Show diikuti oleh sejumlah anak-anak pra -TK hingga Sekolah Dasar sementara Lomba Mendongeng Kategori Umum diikuti oleh peserta usia sekolah menengah hingga dewasa. Pemenang dari semua kategori ditampilkan di puncak acara sebagai bentuk apresiasi sekaligus hiburan tambahan bagi pengunjung. Galeri lomba bisa dilihat dalam foto-foto berikut.

Beragam  Ekspresi Diperlihatkan oleh Para Peserta Lomba Mendongeng Kategori Umum
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Pemenang I dari Lomba Mendongeng Kategori SD sedang Beraksi
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Para Pemenang Lomba Fashion Tokoh Dongeng Mancanegara - Lokal
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Saya memang kurang tahu tentang kategori atau sistem penilaian dalam ajang ini, namun pemenang Lomba Fashion Show Kategori Lokal menurut saya kurang pas dengan penggambaran kultur Indonesia yang (mestinya) menjunjung tinggi sopan santun dalam berpakaian. Terutama sang Juara I yang memakai kebaya dengan potongan kain bagian bawah kelewat pendek untuk ukuran anak-anak. Pengaruh mode negara bagian Barat memang sering saya dengar untuk kalangan fashionista dewasa, tapi saya tidak menyangka ternyata akan berimbas juga ke kompetisi fashion anak-anak semacam ini.

Kembali membahas acara dalam event, menjelang sore di hari terakhir pameran Mrs. Brigitt dari pihak Goethe Institute mulai memandu acara mendongeng di area pameran. Beliau duduk di dalam sebuah peti berisi penuh cinderamata yang akan dibagikan pada anak-anak dengan syarat mereka bisa menjawab pertanyaan seputar dongeng yang telah dibacakan olehnya. Mrs. Brigitt membawakan dongeng-dongeng asal Jerman seperti dongeng- dongeng klasik milik Brothers Grimm (Hansel & Gretel; Rapunzel). Anak-anak yang mengunjungi area pameran langsung mengelilingi Mrs. Brigitt dengan antusias.

Ramainya Sesi Bagi-Bagi Hadiah Selesai Acara Mendongeng
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Rangkaian acara “Surabaya Memory 2013” ini berakhir dengan dengan penyerahan penghargaan kepada para pemenang di atas panggung event dan penampilan atraksi musik termasuk musik tradisional yang dimainkan oleh kelompok musik anak-anak asal Surabaya.

Kelompok Musik Tradisional Menutup Event dengan Meriah
(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Event belum benar-benar berakhir karena sekitar pukul 20.00 WIB, pengunjung dipersilakan untuk mengambil segala macam mainan yang ada di area pameran. Anak-anak yang ada di sekitar area langsung semrawut, lari ke sana-kemari untuk ngambil ‘hak’-nya masing-masing. Sayangnya, beberapa spot mainan sulit dijangkau anak-anak kecil, sementara para orang tua atau panitia kurang siap sedia di dekat mereka sampai akhirnya mainan itu rusak atau diambil oleh anak lain. Hal ini sepertinya perlu dibenahi pada event berikutnya.

Meski Sudah Malam, Banyak Anak Masih Semangat Berburu Mainan di Area Pameran
 (Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi)

Walaupun acara ini termasuk minim publikasi, lokasinya yang berada di atrium Royal Plaza Surabaya membuatnya tidak pernah sepi. Terutama pada acara puncak yang mengambil hari Minggu, di mana banyak  keluarga umumnya memilih untuk menghabiskan waktu bersama dengan mengunjungi mall-mall seperti  Royal Plaza ini sebagai bentuk hiburan akhir pekan.

Boleh saja ada orang bilang bahwa dongeng klasik terancam punah tergerus kemajuan zaman. Tapi keberadaan event “Surabaya Memory 2013” seolah membuktikan bahwa dongeng-dongeng klasik masih tetap hidup di dalam benak masyarakat Indonesia, khususnya warga kota Surabaya. Animo masyarakat terlihat begitu tinggi terhadap acara ini, semua orang yang hadir terlihat bersemangat mengikuti rangkaian acaranya terutama kalangan anak-anak yang memang seolah menjadi ‘tokoh utama’ dalam acara ini.

Walau selama ini terkesan telah dilupakan, melalui acara ini, baik tua maupun muda berkumpul terjun ke dalam dunia dongeng. Yang tua mengenang masa-masa kecilnya, sementara yang masih muda menerima keindahan masa kecil yang diberikan oleh generasi sebelumnya.

Sampai jumpa lagi di event Surabaya Memory berikutnya! (^0^)/

No comments:

Post a Comment

Mohon gunakan bahasa yang sopan dan pantas saat hendak berkomentar:)